mercoledì 5 settembre 2012

NAFKAH POLITIK…


(jelang pemilu)

Berdua menyusuri lorong kota kuno ini,
Menyisir sejarah yg tak pernah sepi akan kisah alpini.
Dulu mereka pergi untuk berbakti buat negeri,
Kembali,hanya dengan kaki kiri,
Karena yg lainnya telah digergaji akibat mortir yg meledak di pinggir bukit…

Berdua menyusuri kota kuno ini,
Masih berdiksui, setelah alpini pergi ke medan bakti,
Yang tertinggal kini apa yg mereka sebut: Politik.
Katanya itu berurusan dgn polis.
Kumpulan kecil yang berkeinginan untuk saling berbagi.

Berdua menyusuri lorong kota kuno ini,
Berduksi tentang public,
Setitik jawab terpungut di sini,
Politik bukan di/me - nafkahi
Tapi
Sebuah harga diri…

__________ Torino, 5 sept.2012________

 Alpini : Anggota pasukan Italia yg diberangkatkan untuk berperang sejak PD II
Polis : kota-kota kecil pd zaman Yunani Kuno.

Bapak ini bernama Woralaus, ia coba mengores beberapa pikiran yg menjadi pergumulannya akhir-akhir ini. Tak tanggung-tanggung Woralaus langsung to the point ttg politik, ia menulis:

Politikus =  orang yg terlibat dalam urusan politik.
Urusan politik berkaitan dengan kebijakan public.
Yang berurusan dgn kebijakan public dihargai secara public dan dinafkahi oleh public.
Karena itu ada lembaga-lembaga public, tempat dimana para politikus berkiprah dan dinafkahi.
 1. Kalau org berpolitik tanpa berada di lembaga public, dari mana dia dinafkahi?
2. Masih bolehkah disebut politikus kalau ia tidak berada di lembaga public dimana ia dinafkahi?
3. Mengapa yg tidak dinafkahi public, sangat giat berbicara politik?
4. Adakah lembaga public tempat para politikus berdiskusi itu, lebih “terpuji” dan “terjanji” untuk menafkahi diri?

Adakah dari kita yg bisa membantu Woralaus dlm pergumulannya?

Nessun commento:

Posta un commento