FOTO NUA OLA

Ini adalah foto salah seorang mosalaki di Wolopau. Mosalaki Singikasa Antonius Deo yang lebih dikenal dengan sebutan "Kepala Deo" bersama dengan kedua saudaranya Pete dan Paulus Pius Ola.
Singikasa sendiri adalah salah satu kampung di wilayah Desa Wiwipemo. Singikasa menjadi satu kampung adat dengan Mosalakinya. Singikasa menjadi salah satu kampung adat dari ke-empat mosalaki di Desa Wiwipemo, di samping Nuanara, Wologeru dan Wiwipemo itu sendiri.
Pada mulanya Mosalaki Singikasa adalah Ema Tola, kemudian diturunkan kepada anaknya Ema Role, dari Role diturunkan kepada anak sulungnya Antonius Deo yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan "Kepala Deo".
Sebutan "Kepala Deo" ini lebih dipengaruhi oleh warisan penjajah yang mengklaim diri sebagai penguasa wilayah. Dan Deo ditunjuk sebagai pemimpin atas ketiga mosalaki lainnya. Padahal wilayah Wolopau yang sekarang termasuk dalam wilayah Desa Wiwipemo itu adalah milik syah para penghuninya. Dan padahal tingkatan antara keempat mosalaki ine sama kedudukannya. Sebutan "kepala" hanyalah sebagai usaha penjajah untuk memecah'belah antara ke-empatnya. Namun usaha itu tidak berhasil memecah-belah ke-empat mosalaki ine, malah memperkokoh persatuan antara ke-empatnya dengan mengangkat Deo sebagai pemimpin atas ke-empat-nya. Kharisma kepemimpinan Deo itu bertahan sampai akhir hanyatnya pada tahun 2003.
Setelah meninggalnya "Kepala Deo" warisan kemosalakiannya diteruskan kepada anak lakinya yang kedua meskipun anak lakinya yang sulung masih ada. Namun karena alasan kesehatan dan tempat tinggalnya di kota Ende, maka anaknya yang sulung Theodorus Dage mengiklaskan wewenang mosalaki-nya kepada adiknya Lukas Leo. Maka dari Antonius Deo dilanjutkan ke Lukas Leo.